Untitled

21:18 rafi 0 Comments

Assalamualaikum,
How do you do, brother, sister?

Well, tonight I wanna write something different. Well, recently, in holidays, I am doing my daily activity such as watching Movies and reading Novels like La Tahzan and Leadership Lessons from The Life of Rasoolullah SAW. Well, Seriously, It's really best Novels to see the Life with Islam's Perspective, especially, Rasoolullah (SAW). It moves me alot to be a great Leader with Extraordinary's Principles.

Well, tonight I don't want to examine it. I wanna share what I feel when I came to a part where Muhammad (SAW) would be Dead. He still show the way he's being Leader by the time Death would come through him. The books told me how we find an Extraordinary Team which is in Muhammad's case, how he choose the Caliph.


And then, I kept reading and reading, and .... voila, Muhammad's condition has recovered. And his sahaba, Usama bin Zayd, feeling relieve and asked for permission to leave. So did Abu Bakr (because he had promised to visit the Daughter of Khariza), and Omar and Ali returned to their businesses. I was feeling the same way, so relief.

And then .... I was reading the part when Muhammad's condition Rapidly deteriorated he would put his hand into a bowl of water and wipe his face and say, ‘As sakaraathil mawti bil haq’ (The stupor (suffering) of death is true.) - I was scared and overthinking it, even Muhammad said that :(

And then, came the final moments, the moment of Silent for me
.
.
.
Ayesha (RA) said, ‘I saw him looking towards the heavens and saying, ‘Bal il Rafeeqil A’ala Bal il Rafeeqil A’ala Bal il Rafeeqil A’ala.’ So I knew that the angel of death had come and asked his permission and he chose Allah(SWT) and did not choose us.’ Then his head turned towards me and I screamed.
.
.
.
Seriously, I was crying, blubber, sobbing, whatever it names.

I was scared, I was sad, I was .... I don't know, it hurts my heart, it was like, I could feel what just happened right there. And yes, Muhammad's death was the saddest moment for Islam. Surely.

And I just realized that ... Surely Muhammad was the best Leader in the world. Perfect. And I feel like "Why don't you give salawat to your Prophet raf? Why are you so Lazy to say Salawat? For thank him, I guess". Seriously, I felt the same way.
.
.
.
Oke, we still have time to change ! Hope this could inspire you, guys.

I am not that Religious, but surely people should change to be a better person, right?




0 comments:

"Bersyukurlah Maka akan Ku tambah !" - Sebuah Nasihat dalam Menyikapi Hidup

00:53 rafi 0 Comments

"Bersyukurlah Maka akan Ku tambah !" - potongan (QS. Ibrahim : 7)
Ah, ini merupakan kalimat yang selalu terucap oleh ayah, ketika anak-anaknya sedang khilaf, mengesalkan sesuatu, dan ... menghambur-hamburkan uang.

Ia, sifat-sifat itu merupakan sifat yang sangat tidak baik katanya. Sifat yang tidak mencerminkan seorang muslim, bahkan sifat yang terkesan putus asa, namun bisa pula menciptakan kesombongan.

Ayah juga sering bercerita bagaimana sikap Bersyukur ini benar-benar membantunya. "Tak usah ambil pusing, Allah pasti bantu!" ungkapnya. Ia bercerita bagaimana ketika giro-giro itu sudah hampir jatuh tempo dan .... voila, selalu ada saja yang bantu. Setiap hari bagaikan sebuah keajaiban, giro-giro Insha Allah tertutupi.

Ayah juga sering cerita bagaimana ketika Almarhum Mama sakit kanker, biaya yang ditanggung? Luar biasa besar. Tapi ia katakan "Semuanya tergantikan, sewaktu mamakmu sakit, rezeki selalu ada kok. Biaya pengobatannya insha Allah selalu tertutupi". Keajaiban? Mungkin. Yang pasti, selalu ada aura positif dalam cerita ayah. Bagaimana ia menyikapi hidup, selalu optimis, tak pernah putus asa. Dari manakah semua itu? Bersyukur !

Ketika kita bersyukur, pastilah otak kita terdoktrin untuk selalu berfikir positif. Seperti yang baru-baru ini dirasakan. Rafi mendapatkan nilai 0 untuk Ujian akhir semester di salah satu mata kuliah. Sedih? Sudah pasti ! Tidak terima? Yah, sudah ditanyakan kok. Senang? Iya senang sekali ! Loh kenapa? Karena sudut pandang positif tentunya !

Pertama, Hasil kerja keras sendiri
Ini nih yang buat bahagia banget ! Open source bukan berarti bisa lihat kanan kiri, alhamdulillah, bisa berusaha melewati godaan setan !



Kedua, Mendapat pelajaran 'Jangan Sok ide!'
Hahaha, ini nih in banget ! Jangan sok ide deh ketika dosen yang mengajarkan agak-agak gimana gitu. Yang benar-benar hectic dan ga mau mendengar logika Mahasiswa. Intinya, mendapat pelajaran supaya menempatkan diri pada setiap keadaan. Jangan sok ide untuk case tertentu huhu



Ketiga, Jangan anggap remeh

Anggap remeh? Iya nih ! Begitu nilai UTS dan praktikum bagus, eh, gitu di UAS malah anggap remeh :") My bad ! Tau deh belajar jadinya H min 1, ga ada persiapan sama sekali. Ga datang di minggu-minggu terakhir (padahal ada kisi-kisi semberiwing).



Keempat, Jadinya ikut kulap kan ...

Jadi, khusus matkul ini ada kuliah lapangan yang dapat mengubah indeks nilai. Cukup membantu memang, tapi nguras tenaga sama otak. Malah dikulap udah mau nangis bikin alat yang diluar expectasi sama kondisi lapangannya. "Lapangan itu dinamis !" Iya banget lah. Sisi positif? Melatih kesabaran ! Mana tau ntar waktu kerja nemuin orang yang karakteristiknya mirip Mister dosen. Buatlah alat se-simetris mungkin, karena sifat fluida yang satu ini sangat rentan terhadap kondisi lingkungannya. The last one mungkin bisa makin tahu aja nih karakter anak-anak sejurusan. Mungkin. Ada satu lagi sih ... tapi, ah sudahlah. Huehehehe




Indah kan? Indah banget ! Melihat segala sesuatu dari sisi positif itu luar biasa menjernihkan pikiran. Segala sesuatu yang sulit, akan menjadi sangat mudah. Segala sesuatu yang melelahkan, akan menjadi sangat menyenangkan. Segala sesuatu yang membuat murung, malah dapat membuat tersenyum, melatih puluhan otot wajah, memproduksi suatu enzim yang menyehatkan bagi tubuh. Semua karena apa? Bersyukur !

Ada lagi efek khusus dari Bersyukur adalah menjadikan segala sesuatu kejadian sebagai pelajaran bahkan motivasi dalam hidup untuk mengevaluasi keadaan. Katakanlah jika rafi pergi kuliah, dengan niat untuk menerima pelajaran, namun ternyata tidak mengerti sama sekali dan merasa hanya kesia-siaan. Perasaan ini sering dirasakan oleh banyak pihak termasuk rafi mungkin. Bisa jadi dalam case lain. Lantas, apa kaitannya dengan bersyukur? Syukuri hari-harimu ! Kenapa? Karena ketika kamu bersyukur, kamu akan tahu apa sih yang menjadi kekuranganmu sehingga bisa jadi seperti itu. "wah, ternyata akunya sibuk main fb waktu bapak menjelaskan." "Wah ternyata aku telat 1/2 jam." dsb. Tau sendiri ketika kita sibuk dengan 1 aktifitas -yang mungkin- mengasyikkan, maka kita bisa lupa akan kondisi sekitar. Tau sendiri ketika kita telat 1/2 jam, mungkin pak Dosen sudah menjelaskan satu konsep mendasar untuk keseluruhan materi. Hal-hal seperti ini bisa kita dapat ketika kita bersyukur !

Konteks yang Lebih Luas

Dalam kondisi apapun, kita harus senantiasa bersyukur. Bahkan dalam bersosialisasi dan menjalin pertemanan. Bagaimana tidak, banyak dari kita yang mempunyai masalah pertemanan dari hal yang kecil namun dibesar-besarkan, dari hal besar dibuat semakin besar, bahkan dari hal-hal yang mungkin tidak ada pada diri kita, namun orang lain menceritakannya, mencemooh tanpa bukti, atau bahkan men-judge tanpa mengklarifikasi. Terkadang memang sulit jika dipandang dari sudut pandang biasa. Sering rasanya untuk "Don't give a s*it" atau "Let it be" serta "bodoh amat" dijadikan solusi. Namun, ada satu masa solusi ini akan terakumulasi dan meledak yang bahkan bisa memperparah situasi. Lantas, apa yang harus dilakukan? Lagi-lagi tetaplah bersyukur pada setiap keadaan". Kenapa?

Pertama, Mengajarkan untuk menjadi lebih dewasa

Ah, ini mungkin hal yang paling penting. Karena dengan bersyukur, kita dapat melihat sisi positif suatu masalah. Kita juga dapat melihat dan menggali lebih dalam akar dari permasalahan yang sebenarnya. Kita juga dapat mencari solusi yang mungkin permanen dari masalah itu dengan merubah keadaan atau mengubah diri kita. Mengubah diri tidak secara langsung dan terburu-buru tentunya. Mengubah diri dengan cara mengevaluasi segala keburukan dan mencari tahu cara yang tepat merubahnya.

"Jadi diri rafi sendiri dg karakter-karakter rafi. meskipun memang ada yg harus diperbaiki lagi." - Madam

Kedua, Pelajaran berharga dalam Hidup

Wah, ini tak kalah penting sih. Jadi, dalam menyikapi hidup, perlu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Jika masalah per-individu, cobalah liat dari sudut pandang kita, lalu dia, serta masalahnya apa. Bersyukur mengajarkan kita untuk merubah sudut pandang kan? Nah, dari sini kita bisa mempelajari tiap karakter orang-orang yang pernah mempunyai masalah dengan kita. Mumpung mahasiswa yang sebentar lagi akan memasuki dunia kerja, hal ini tentunya pelajaran yang sangat berarti. Karakter A, B, C sampai Z mungkin berbeda, perlu penanganan yang berbeda pula. Bersyukur mengajarkan kita untuk berfikir cepat dalam problem solving dengan cases yang sudah tersusun dalam otak sedemikian hingga.

Jadi? Pilih mana? Bersyukur atau berputus asa?! Kalau saya sih, bersyukur !

Bismillah, semangat dalam menghadapi Ujian dunia yang sementara ini ! Semoga kita dapat lulus dan menuju ke Positif Ketakhinggaan. Yuk sama-sama belajar menyikapi hidup !


0 comments: