Unbearable Feeling

00:21 rafi 2 Comments


"How is it feel, Harry? When you see Dean with Ginny? I know, I see the way you look at her. You're my best friend"
"It feels like this" Harry answered
It hurts, when I saw you with him. It hurts, when you spend time with him. It hurts, when you're crying for him. Sometimes, I want to scream out loud, "Hey, look at me! I'm the one who want to spend my time, with you, for the rest of my life." But hey, I'm the one who's being so coward. Keep searching reasons for not telling the truth, my feeling, what I used to say from the very beginning we met. Yes, I've had this feeling since we're studying together, playing and discovering our passion together.

Being quiet didn't mean I didn't care
I do waiting your chats, about your daily, what you've done, how's the day, how'd you spend it, I am interested listening you, as independent woman.

Confused.
Yes, I am. Having a bad day, thousand problems, my brother's stuff, etc. Sometimes I need a place, a person, which I could talk about these for the rest of the day. Sharing our experiences, sharing our thoughts, sharing our ideas, to solve these problems together. Ah, missing those moment for sure!

Hai Miss! How do you do?
Need you, miss you, like you

For my dearest best friends, and those who I watch from a distance, you're strong and can move on :))

2 comments:

Kemarau Basah di Indonesia, Apa Penyebabnya?

22:26 rafi 14 Comments


Menduga penyebab Kemarau Basah


- Bukan La-Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD)

- Disebabkan Madden-Julian Oscillation  (MJO)

- Step by step dugaan fisis cuaca


Belakangan ini, gue ngerasain perubahan cuaca di Jakarta yang agak basah. Yaps, baru-baru ini, hujan kerap terjadi di Jakarta. Padahal, berdasarkan yang gue pelajari, secara teoritis harusnya sekarang musim kemarau. Hujan mungkin terjadi, namun tidak akan sesering dan selebat ini. Sebagai lulusan Meteorologi, sudah menjadi naluri gue untuk menduga-duga apa yang terjadi di Atmosfer. Paling tidak, ada 3 kemungkinan yang dapat menjadikan wilayah Indonesia mengalami Kemarau Basah.

1. La-Nina
2. IOD Negative
3. Madden-Julian Oscillation (MJO) 
Gue urutkan dari kemungkinan secara global dulu, yakni La-Nina dan IOD Negative. Keduanya berperan sangat besar dalam mempengaruhi pola cuaca global, khususnya Indonesia.

Pola Curah Hujan di Indonesia


Baiklah, pertama-tama gue akan menjelaskan secara ringkas terkait Pola Curah Hujan di Indonesia. Konsep pertama yang harus kalian pegang, sebenarnya di Indonesia itu tidak mengenal musim. Kalau mau melihat musim secara lengkap, bisa merujuk ke daerah lintang atas. Daerah disana memiliki 4 musim utama, dari musim panas (summer), gugur (fall), dingin (winter), dan semi (spring) yang bergantung pada posisi matahari terhadap bumi. Nah di Indonesia gimana? Jatuhnya musim panas sepanjang tahun. Nah tapi, karena curah hujannya berubah-rubah secara musiman, mangkanya musim di Indonesia lebih dikenal dengan musim Hujan atau Kemarau. It should be clear right here.

Nah dalam dunia Meteorologi, kami mengenal istilah ini dengan Pola Curah Hujan. Di Indonesia sendiri, terdapat 3 pola curah hujan yang mempengaruhi masing-masing wilayah. Berdasarkan (Bayong, 1999) pola curah hujan tersebut adalah sebagai berikut.

Region A: Tipe Monsun
Region B: Tipe Ekuatorial
Region C: Tipe Lokal
Source: (Kadarsah, 2006)

Nah jika didefinisikan lebih lanjut,

Pola curah hujan Monsun adalah wilayah yang memiliki perbedaan jelas antara periode musim hujan dan kemaraunya. Sehingga sifatnya Unimodial (1 puncak musim Hujan di DJF, dan 1 puncak musim Kemarau di JJA) 
Pola curah hujan Ekuatorial adalah wilayah yang memiliki 2 puncak musim hujan setiap tahunnya dan curah hujannya cukup tinggi hampir sepanjang tahun. Jika dilihat secara time-series, akan terlihat seperti bimodial (dua puncak curah hujan). Nah, sesuai namanya, wilayah yang memiliki curah hujan Ekuatorial berada disekitar ekuator. Untuk fisis lebih lengkapnya silahkan merujuk pada paper-paper terkait
Last but not least, Pola curah hujan Lokal yang distribusi hujannya berkebalikan dengan wilayah monsun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor geografis wilayah seperti pegunungan ataupun cekungan. Daerah-daerah pegunungan seperti bukit barisan biasanya memiliki pola curah hujan yang seperti ini. Fisisnya gimana? Wah harus dijelaskan di tulisan yang berbeda :p
Berdasarkan gambar diatas, wilayah Jakarta harusnya masuk ke zona A. Artinya, di bulan JJA, wilayah ini mengalami puncak musim kemarau, kan? Yaps, kalo ga percaya silahkan plot time-seriesnya biar kelihatan sinyal unimodial-nya. Atau lebih gampang lagi, coba olah data curah hujannya pake Fast Fourier Transform, biar kelihatan sinyalnya dalam domain waktu. Pasti sinyal untuk periode 12 bulan-an paling tinggi sist.

Baiklah skip :") Nah, otomatis, harusnya Hujan jarang terjadi dong? Atau paling ngga, ga sampai se-badai kemarin itu deh. Tidak! Sebaliknya, dalam beberapa waktu kemarin, hujan kerap terjadi, badai, dan berlangsung hampir setiap harinya selama seminggu-an deh. Kenapa?

Nah, gue melakukan riset sederhana,

Pertama, coba kalian cek sini. Disini kalian bisa cek indeks El-Nino secara mingguan. Coba tinjau yang bagian Nino 3.4, disitu proporsinya untuk minggu lalu hanya sekitaran 0.0 - 0.6. Nah ini masih dalam kategori normal, bahkan karena nilainya positif, ini mengindikasi ke El-Nino (which is bakal bikin kering Indonesia). Oke, mari kita bantah teori 1!

Indeks NINO 3.4 (Source: National Oceanic and Atmospheric Administration)
Kedua, gue coba cek deh Indian Ocean Dipole. Gue ga akan ngejelasin fisis IOD ini disini. Karena bakal panjang. Keep in mind, IOD negatif bikin Indonesia tambah basah, sedangkan IOD positif bikin Indonesia tambah keren. Eh, unfortunately, coba cek disini. Kalo dilihat, nilai IOD masih bergerak sekitar 0 (which is normal) dan cenderung ke positif. Lah, harusnya Indonesia sedikit kering dong? Ups, nyatanya tidak! Oke, mari kita bantah teori 2 !
Source: BOM Australia

Nah, terakhir, bagaimana dengan Madden Julian Oscillation (MJO) ? Masih dari situs yang sama Bureau of Meteorology (BOM) Australia, ternyata dari tanggal 20 - 28 Juli, Osilasi MJO sedang bergerak diatas pulau Martitim Indonesia. MJO adalah osilasi gelombang panas yang ketika lewat akan membawa uap air yang cukup banyak ke wilayah yang dilewatinya. Hal ini memungkinkan terjadinya Kondensasi dan pembentukan awan hujan di daerah tersebut.
Latest update of MJO Index
Nah, parahnya, kondisi sekitar gue sangat mendukung analisis gue loh! Karena MJO ini gelombang panas yah, waktu kemarin itu, asli Jakarta menyengat banget! Panasnya gila-gilaan dan ga kaya biasanya. Endingnya terus ketebak deh, sore atau malamnya bakal hujan gitu. Kadang Lebat banget, kadang hujan sedang. Dan terjadi dalam beberapa hari secara berturut-turut.
"Bang ini bakal kejadian sampe kapan?"
Kalau dilihat dari indeksnya, MJO nya udah melemah tuh di wilayah Pasifik. So, calm down gaes! MJO nya udahan kok. Sisa deh kemaraunya lagi :") Saran gue, sesuaikan aja pakaian, karena musim kemarau gini cuacanya panas kering gitu haha. 


14 comments: