Hai!
Sebagai manusia, kalian pasti pernah berada di titik, kalian terlalu banyak berfikir sebelum melakukan sesuatu. Entah itu dalam hal pengambilan keputusan, presentasi, berkomunikasi, hingga bersosialisasi.
"Nanti kalau aku ngelakukan ini, hasilnya gimana ya, bisa jelek dong!"
"Nanti kalau aku ngomong ini, dia sakit hati ga ya"
"Duh, anjir, chat gue salah ga ya, kok dia ga balas-balas? Apa dia marah?"
And the list can go on! Banyak banget si manusia pemikir ini fikirkan. Mungkin karena aku masuk ke bagian Melankolis atau si pemikir kali ya .... Hehe.
----------------
|
www.203challenges.com |
Emang ada yang salah dari berfikir?
Tentu saja tidak! Berfikir itu salah satu anugerah dari Tuhan loh, jadinya ga ada masalah sebenarnya. Tapi, emang rumus ini selalu benar, sesuatu yang berlebihan belum tentu ngasih yang terbaik. Memikirkan cara presentasi yang efektif, itu jelas baik. Namun, berfikir sampai apakah yang kamu siapkan sudah benar, atau melebihi ekspektasi orang, atau bagaimana tanggapan mereka jelas ngga worth your time! Kenapa? Itu sesuatu hal yang diluar kontrol kamu, ngapain fokus kesana? Yang benar, coba perhatikan Business Questionnya, udah bisa menjawab atau belum, dan sudah cukupkah analisis yang diperlukan, itu yang benar.
Berfikir dalam konteks belajar misalnya. "Duh, apaan nih dosen, kagak ada jelas-jelasnya nerangin materi." atau .... "Duh, ini buku kagak lengkap banget, gimana dong gue harus belajar? Materinya beda!" atau .... "Presentasi nanti gue akan dibantai ga ya? Dude, deg-deg-an banget, bikin ga fokus!". Hal ini tentu saja tidak pernah benar. Lagi-lagi hal-hal diatas diluar kuasa kamu, jadi? Yah mau gamau effort belajarnya dinaikin lah! Kalau 1 sumber buku ga mencukupi, cari yang lain, google kan banyak, atau .... Kalau lo gamau dibantai, yah coba pastikan lagi dek itu materi udah sesuai sama arahan dosen/ asistennya belum? Kalau udah yah tinggal disiapin materi detail yang ngga lo presentasiin tapi buat jaga-jaga lo siapin, atau paling ngga lo bisa siapin materi yang sangat efektif lah. Inget, Power Point, bukan Power Paragraph :p
Konteks menulis. Berfikir materi apa yang akan lo ceritakan dalam artikel lo, itu jelas penting. At least, do your research well lah. Apa yang lo akan ceritakan harus unik, ga plagiat, atau disertai dengan sumber-sumber terpercaya yang mumpuni. This is writer done well. Yang salah itu ..... tulisan yang lo udah buat, ga jadi lo publish karena lo malu/ takut/ khawatir tulisan lo akan jelek, diejekin orang, ga sesuai ekspektasi, kurang sempurna, belum comprehensive, dan sebagainya. Aku punya satu teman yang ga jadi mencoba nge-blog hanya karena takut tulisannya jelek, not good enough, etc. Ini yang gaboleh. You need to embrace all of the process, yang tadinya not good enough bisa jadi the best karena dalam prosesnya dia akan belajar "Oh, yang ini benar, yang itu ga-benar. Yang ini bagus, yang itu ga-bagus. Yang ini menarik, yang itu nggak."
Terakhir, gue mau berbagi pengalaman kerja.
Ada 1 waktu, dimana gue sedang provide dahsboard & Reporting terkait efektifitas campaign bisnis yang sedang dijalankan project-nya. Setelah beberapa hari ga-kelar-kelar karena ini the least priority yang dapat selain request adhoc analytics guna membantu orang bisnis dalam mengambil keputusan. Gue ngelakuin sekitar beberapa jam gitu ya karena building logicnya udah dicicil sejak beberapa hari lalu, jadi tinggal lanjutin aja.
Semuanya udah kelar, dari monitoring set-up hingga hasil yang disesuaikan dengan metric & KPI untuk tiap proses.
Masalahnya, bos gue lagi cuti, dan gue harus nge-deliverin sesuatu dong di hari itu. Gw discuss sama temen gue, katanya head gue lagi sibuk (emang ini lagi end of Q3), jadi doi focus untuk budgeting yang super complex. Sometime, He can be genuine and harsh lah kalo udah sibuk. Baik. Gue disaranin pake e-mail aja sama temen gue wkwk. After several words, gue somehow stuck dan males buat jelasin tuh chart 1 1 di dashboard. Belum lagi ...... mungkin bisa ga dibaca karena head gue ini focus banget orangnya.
Tara, gue langsung aja dong datangin ke mejanya. Bodo amat kalo ditolak, at least gue coba approach ...... Diterima! Kita buat fruitful discussion, gue dapat ide secara bisnis processnya dari dia, ya emang dia ngucapinnya sembari mumbling sih, tapi make sense dan gue take notes di otak gue. Dia pun oke dengan format yang udah gw buat, dengan sedikit revisi dan beberapa tambahan slicer.
Well received with thanks. Hal yang gue pikirin aneh-aneh ga terjadi ...... Dan gue akhirnya nge-deliver target gue hari itu. Hoho. Just do it already, don't be overthinking, and face it like a man!