Mereka yang terlalu Ambisius atau Lo yang ga punya Visi? Sebuah Kontemplasi!
"Cherish your visions and your dreams, as they are the children of your soul, the blueprints of your ultimate achievements" - Napoleon HillPernah ga kalian ngerasa, atau ngomong "Ih ini orang ambis banget sih. Gila aja, barusan aja ke Jepang, eh minggu depan ke Korea, malah semua gratis lagi. TA tuh kerjain!". Mungkin ga sejulid ini sih, tapi mungkin pernah lah nge-geremeng seseorang kok bisa se-ambisius itu dalam hidup.
Sejujurnya gue juga terkadang gitu, walaupun ga sejulid yang diatas yah haha. Apalagi gue, yang termaksud kategori ekstrim dalam ngepoin orang. Kepo dalam hal melihat prestasi, sepak terjang, dan cerita how could they be like that tentunya!
"Kok dia ambis banget sih?!"Wait, kalo lo tipe orang yang suka kontemplasi diri lo sendiri (kayak gue), gue sering banget mikir kalo bukan mereka yang ambis, tapi guenya yang kurang terarah! Fuck, andai aja nih ya gue udah minat baca sejak Kuliah, mungkin jalan ceritanya ga begini. Ambisnya bisa melebih-lebih, Lol!
Unsplash |
The thing is, it's not their ambition, it's their visions. Iya, visi hidup.
Visi itu ga semerta-merta milik perusahaan/ organisasi. Hidup lo juga harus punya Visi, secercah kalimat singkat yang mudah diingat, value-driven, dan tentunya bisa jadi pegangan hidup lo.
Dalam buku "Becoming your Best" by Shallenberger, sebuah visi, baik itu pribadi ataupun organisasi, bisa jadi transformasional loh. Iya, sesuatu yang benar-benar bisa ngerubah jalan hidup/ organisasi lo. Salah satu contoh visi fenomenal yang diusung JFK waktu kepemimpinannya. Tentang bagaimana dia harus menerbangkan manusia ke Bulan, prove it to the world, and directed the nation to achieve that vision. Setelah mimpi itu tercapai, USA udah ngga sama lagi, bangsanya sudah mulai berfikir maju, bahwa everybody can reach the impossible, including you! Lo bisa coba baca gimana perjuangan ratusan ribu orang buat memberangkatkan manusia ke Bulan. Tell me melancholic, but it's astonish! Semua ras memainkan perannya untuk memastikan 1 manusia ini bisa selamat sampai tujuan! Pft, check Innovation the NASA Way dan The hidden figures deh!
Sip.
Dalam merangkai visi, lo bisa coba masukin beberapa hal/ atribut yang harus atau paling tidak ada di dalam sebuah visi. Gue hanya akan menjelaskan beberapa atribut untuk membangun personal visi ya.
Booksforbetterliving |
1. Positive and Meaningful direction with a purpose and a cause
Visi itu harus positif, gaboleh dong yang jelek-jelek, masa Iya visi lo ingin menjadi "Kriminal no.1 di dunia", kan ngga lucu, dan jelas menentang norma yang berlaku. Jadi, Visi lo tuh harus positive dan berarti. Berarti disini ga harus cuman untuk diri lo sendiri loh! Kalau lo udah baca tulisan gue sebelumnya, lo bakal dapat gambaran best practice to throw one stone to 2 birds. Iya, dalam membangun mimpi lo ke konteks yang lebih luas, lo bisa memasukkan unsur manusiawi dan kebermanfaatan di dalamnya. Hal ini tentunya ga akan membatasi/ menghambat lo untuk mencapai mimpi besar pribadi lo, karena sejatinya ketika lo udah berhasil mencapai mimpi tersebut, secara langsung lo juga berhasil mencapai impian lo tadi.
Misal, daripada lo set goal buat dapat IP > 3.5, lo bisa ngembangin ke konteks yang lebih luas, misalnya menjadi Ahli Meteorologi di tingkat 4. Disini, lo ga mengejar IP lo, tapi justrul lo mengejar gimana caranya lo bisa menjadi ahli berdasarkan strategi yang udah lo susun, dan threshold yang bakal lo define. Nah, dengan melakukan hal-hal yang udah lo definisikan, misalnya lo belajar 5 jam perhari terkait Meteorologi, plus menjadi asisten peneliti dan publish jurnal internasional. Dengan ini, bakal dijamin urusan IP ga perlu jadi hal yg lo pikirin tiap hari, karena pasti akan menyesuaikan usaha lo. IPK lo pasti deh > 3.5, namun, keahlian lo? Hmmm, jangan dipertanyakan! Hoho
Nanti akan gue bahas terkait Misi/ rencana (guna mencapai visi yang lo udah bangun) di tulisan selanjutnya.
Jbarrows |
2. Urgency and Mission
Nah, ini juga sebenarnya mirip yang pertama, namun lo melihat dari sisi Why you should do that anyway. Ibarat kata gini, ketika lo ga menjadi ini, emangnya kenapa? Yang bisa jawab pertanyaan ini hanya lo seorang, karena persepsi seseorang dalam melihat urgensi bisa berbeda-beda. Pada hakikatnya, visi lo juga harus align sama prinsip hidup lo. Misalnya gue, prinsip hidup gue adalah "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat", prinsip ini yang membuat gue tetep berusaha melakukan kegiatan sosial, plus menulis.
"emangnya kalo lo ga nulis kenapa raf?"
Ya ga kenapa-napa, cuman ntah kenapa, berdasarkan pengalaman pribadi gue, susah banget dapatin tulisan yang bagus dalam bentuk bahasa. Nah, mangkanya gue mau menutupi gap itu. At least kalo ada yang nyari, bisa mengerti lebih cepat lah ..... Itu dia, kebermanfaatan! Align, kan? Ada juga cerita gue kenapa milih beberapa organisasi, diawal it's only about updating my CV (cross finger), however seiring berjalannya waktu dan melihat orang-orang keren nan istiqomah melakukan sesuatu ke masyarakat. Jadilah gue udah cukup persetan sama apakah CV gue akan bagus atau ga, namun lebih ke misi sosial instead. Haha.
3. Inspiring
Lo bisa masukin ini ke visi pribadi lo. Let me see, you are more influence than what you think kalau lo bisa transform diri ke arah yang lebih baik loh! Banyak cerita orang-orang Hijrah menuju kebaikan, dan tbh, inspiring as fuck!
Sekarang coba lo posisikan diri lo sebagai orang yang biasa aja, atau bahkan dibawah rata-rata. Let say, you're lazy as fuck, you're always being late, you're not disciplined at all, always talk rudely, and so many negativity in you lah. Tiba-tiba, lo mikir tentang apa yang udah lo lewatin, dan lo mau berubah. Lo bikin visi hidup lo, lo buat rencana supaya bisa mencapai hal tersebut. Dan lo komit.
Apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang ada di dekat lo? Let say, orang-orang atau teman deket lo yang punya tabiat serupa.
Bisa jadi mereka kembali ke pernyataan awal seperti netizen Julid. ATAU malah ikut terinspirasi, dan mengikuti jejak lo. Gue udah pernah ngerasain yang pertama, ranking gue dipertanyakan, dan ntah bagaimana gue bisa berubah. Biasanya gue senyumin sih waktu dulu, tapi recently gue berani cerita kalo emang gue udah berfikir dan set something apart, gue bakal fokus buat mencapai hal tersebut. Hal ini ga bertahan lama kok, rasa canggung temen-temen lo, dan gimana mereka mandang lo karena lo udah berubah itu cuman sebentar, at some point, mereka udah memandang lo sebagai pribadi yang berbeda, and they would accept you, unless they're not your real friend, and you should ditch them up!
Jangan takut berubah!
4. Desired Direction, Purpose, and Inspiration even in the absence of supervision
Baiq. Salah satu atribut penting dari visi adalah, even ketika lo ga diawasi oleh supervisor lo atau abang lo atau orangtua lo, lo udah punya arah yang jelas. I know this is something cheesy namun ini penting, visi lo harus buat lo independent, ga bergantung pada orang lain. Lo boleh banget punya supervisor yang bakal nge-guide lo mencapai mimpi lo. But at the end of the day, this is you versus the world. Sesimple itu. So, ketika orangtua lo meninggal, atau abang lo pergi dan berpisah dari lo karena mau lanjut kuliah di luar, lo bakal bisa tetap fokus untuk mencapai visi lo yang udah lo buat sendiri.
5. Represent the Heart and Soul of Individual
Dalam keberjalanannya, visi yang lo buat itu harus align sama value yang benar-benar ingin lo bawa jika visi itu tercapai. Gue mau kasih contoh, let say dalam hidup lo, lo mau membawa value seperti Integritas, Kejujuran, Pekerja Keras, Kebaikan, Kebermanfaatan, dsb. You can put and consider this value supaya ada di visi pribadi lo. Karena, kalo lo sendiri ga align atau ngerasa ga klik sama visi yg lo buat. Gimana ceritanya lo mau komitmen?
"Berjuang ngga sebercanda itu" - Gian
6. Long-term!
Nah, last but not least nih, Visi hidup lo tuh kalo bisa jangka panjang yah! Bisa jadi 5 tahunan, 10 tahunan. Boleh banget kok dimodifikasi ditengah, tapi lo harus consider atribut lainnya tadi haha. Lo coba bikin timeline hidup lo aja, terus lo tandai di beberapa turning point, kira-kira lo bakal mau jadi apa di titik itu.Misal nih ya, kalo lu Mahasiswa Baru (MABA), di ITB ada 2 Turning point, 1 di tingkat pertama, ketika lo masuk ke Jurusan, lo emangnya mau masuk jurusan mana sih, terus mau terlihat seperti apa sih, skillnya udah gimana sih, dst. And then ..... Lulus! Di akhir tahun kelulusan, lo emang mau terlihat seperti apa. Apalagi mahasiswa ya, dinamikanya luar biasa, ga boleh stay jadi orang yang biasa-biasa aja, tanpa mengikuti kegiatan yang bisa banget kembangin lo secara personal dan profesional!
And then, 2 tahun pertama lulus, lo mau kerja di industri apa? Ekspektasi lo bakal jadi karyawan/ pengusaha seperti apa? + 5 tahun lagi, dengan pengalaman 5-7 tahun kerja, lo sekarang udah di posisi apa? Dengan gaji/ penghasilan berapa? Dsb! Tiap orang mungkin bisa punya turning point beda-beda. Mine would be 1, 4, 7, 10, 20 years ahead!
1: Tahun pertama kuliah
4: Waktu menjelang kelulusan
7: 2 years with work experience
10: 5 years with work experience
20: 15 years with work experience
Kenapa penting? Visi jangka panjang ini bisa kasih lo gambaran jelas, Skill apa aja yang harus lo punya dan pelajari. Kalo emang lo dalam 10 tahun udah di posisi Manager, ya lo at least punya skill leadership lah. Cara dapatinnya gimana? Lo bisa aja tunggu sampe lo dapat kerja dulu. Tapi, kenapa ga dimulai sejak dini? Iya, berorganisasi! Long term visi lo bisa bikin lo curi start dari temen-temen lo, dan jelas ..... Ada waktu lo akan dicap ambis.
But who gives a fuck anyway, right? Is it their ambition that's wrong or YOUR vision's not ambitious enough?!
Coba ganti angle nya! Hoho
Nah, itu dia tulisan panjang yang bisa gue kasih ke kalian! Semoga bisa membantu menginspirasi lah. Next gue bakal cerita tentang buat planning dari Visi yang udah lo kembangin. Thanks banget buat buku "Becoming your best" by Shallenberger. Worth as fuck!
0 comments: