Oleh-Oleh Ilmu dari Untukmu Cisitu II

10:46 rafi 0 Comments


Cara Menanam Hidroponik


Halo semua ! So, hari ini, saya akan berbagi tentang apa yang saya dapat saat mengadakan Untukmu Cisitu II pada tanggal 04 Desember 2016, kemarin. Percayalah, selain mendapat pengalaman dari pengonsepan, perencenaan, serta pengembangan project penghijauan ini. Ada beberapa hal yang mungkin perlu saya bagi buat teman-teman yang mungkin berhalangan hadir pada waktu tersebut.

Yups, yang pertama adalah terkait materi pelatihan di hari tersebut. Diawali dengan pembukaan dan kata sambutan dari Presiden KAM Bumi Ganesha ITB, serta Ketua Panitia Cisitu Menghijau II, materi pun langsung diberikan oleh Ibu Chie Chie dan Pak Boy Hidayat dari Green Education Bandung. Setelah melakukan perkenalan singkat serta alasan mengapa penting melakukan penghijauan di wilayah sekitar, kami pun langsung diperkenalkan dengan beberapa sistem tanam Hidroponik, salah satunya adalah Hidroponik wick sederhana. Bahan yang digunakan hanyalah Botol Air mineral 1.5 Liter + Sumbu + Spons

Ilustrasi Sistem Hidroponik wick (Sumber: http://www.kebunhidro.com/)
  1. Diawali dengan membagi botol air mineral 1.5 L menjadi 2 (dimana bagian atas lebih lebar dibandingkan bagian bawah)
  2. Kemudian pada bagian atas botol, diberikan beberapa lubang yang berguna untuk sirkulasi oksigen (aerasi)
  3. Adapun bagian tutup botol dilubangi sedikit dan dimasukkan kain flanel / sumbu sebagai medium tanaman untuk mengambil air.
  4. Setelahnya, ambil bibit/benih tanaman (tidak perlu menggunakan tanah)
  5. Bibit yang telah dibersihkan tanahnya tersebut, kemudian dibungkus dengan media (bisa dalam bentuk spons)
  6. Kemudian letakkan bibit yang telah diberi media ke bagian tutup botol tadi.
  7. Isi bagian bawah botol dengan air nutrisi yang berisi nutrisi Makro (Nitrogen, fosfor, dan Kalium) dan Mikro (Boron, tembaga, besi, dll)
Sistem Hidroponik wick pun telah selesai. Beberapa hal yang perlu dicatat adalah jika botol yang digunakan dapat menembus cahaya  matahari (putih, bening, berwarna tapi tidak terlalu pekat), maka bagian bawah botol yang berisi air nutrisi perlu ditutupi oleh plastik hitam. Kenapa? Untuk mencegah pertumbuhan lumut di dalam botol, yang nantinya akan memaksimalkan pertumbuhan tanaman.

Setelah menjelaskan sistem Hidroponik wick, kami disungguhi oleh ilmu penanaman semi hidroponik. Yakni menggunakan tanah bernutrisi (Tanah dicampur dengan sekam padi atau sekam bakar), pastikan tanah dikepal dan coba dilepaskan, jika langsung terurai, maka tanah tersebut baik digunakan untuk media tanam. Media yang digunakan hampir sama, yakni botol 1.5 Liter.

Sumber: http://pojok2.blogspot.co.id/

  1. Diawali dengan membagi botol air mineral 1.5 L menjadi 2 (dimana bagian atas lebih lebar dibandingkan bagian bawah)
  2. Kemudian pada bagian atas botol, diberikan beberapa lubang yang berguna untuk sirkulasi oksigen (aerasi), namun jangan terlalu keatas. Hal ini berguna mengurangi air yang berlebih, tapi tetap menahan beberapa air yang akan digunakan untuk Fotosintesis
  3. Setelahnya, ambil bibit/benih tanaman, masukkan ke dalam media tanah yang telah dicampur sekam tadi.
  4. Dengan menggunakan kawat (yang tidak terlalu tipis, setebal batang korek api), bolongi beberapa bagian lubang, agar dapat digantung menjadi vertical garden
  5. Tambahkan air, dan gantung ke bagian tiang/dinding yang mendapat penyinaran matahari pagi sampai siang.
Nah, sistem ini dikatakan semi hidroponik karena jumlah air yang digunakan tidak terlalu banyak, serta perawatannya tidak terlalu ribet. Mungkin 2 - 3 hari tanaman diberikan air lagi sambil diperhatikan pertumbuhan dan hamanya.

Terakhir, kita diberikan materi tentang cara kerja Hidroponik yang diinstal di BG.

Dokumentasi Pribadi

Nah sistem kerjanya cukuplah sederhana. Bibit yang telah dibungkus ke dalam spons dan dihubungkan dengan sumbu/ kain flanel, kemudian diletak ke dalam bagian paralon. Nah, air nutrisi yang ada di ember, dipompa ke bagian atas paralon, kemudian mengalir ke bawah hingga kembali ke tempatnya lagi. Adapun air nutrisi ini perbangingannya tiap 1 liter air, diberi 5 ml atau 1 tutup botol larutan makro dan mikro. Sistem ini cenderung gampang, karena kontrol bisa dilakukan 2 - 3 hari sekali untuk melihat jumlah air dan hama tanaman (yang cenderung jarang).

Kita juga dikenalkan dengan sistem aquaponik, yaitu airnya bukan lagi dalam 1 tong tersebut, melainkan dari kolam ikan (bisa berisi lele atau ikan mas, dsb). Nutrisi sendiri diambil dari kotoran ikan, jadinya tanaman yang dihasilkan 100% Organik. Belum lagi biasa operasional yang dapat di cut. "Ikan juga menjadi lebih sehat, karena sirkulasi oksigen ada, kolam lebih bersih" Imbuhnya. Nah, sistem pompa 45 watt ini, tidak perlu dihidupkan 24 jam loh! Karena kan fotosintesis kejadiannya dari pagi hingga petang. Jadi juga bisa menghemat listrik kalian.

Gimana? Tertarikkah menggunakan metode ini? Jika iya, alhamdulillah ! Karena ga ada yang tidak mungkin dalam melakukan perubahan :p

"Penghijauan, berkebun, dan menanam sendiri makanan kita bukanlah perkara Tidak ada lahan, namun hanya perkara kemauan hati dan disiplin diri." - Pak Boy, 2016

Semangat gaes! Semoga membantu ! If you have any question, just comment it below, yha :))

You Might Also Like

0 comments: