Kupas Jembatan Layang Non-Tol (JLNT) Casablanca dari Keilmuan Meteorologi
Mengupas Jembatan Layang Non-Tol (JLNT) Casablanca dari sisi Meteorologi
- Tentang keselamatan pengendara Motor
- Tentang penambahan kecepatan angin dan turbulensi 2 bangunan tinggi
Halo teman-teman,
Belakangan ini sempat viral loh banyak motor yang melawan arus untuk nge-hindari tilang-menilang yang dilanggar oleh pemotor itu sendiri. Bahkan beberapa media Internasional seperti Coconuts sempat meliput gimana lucunya pemandangan tersebut. Bak semut yang melawan arus, para pengendara motor ini melawan arah untuk menghindari Razia! [1]
Aku pun sempat mencari tahu, alasan mengapa pengendara motor dilarang. Dari beberapa sumber, pemerintah meng-khawatirkan ketinggian jembatan itu dapat membahayakan Pengendara motor, belum lagi kecenderungan pengendara yang selfie diatas jembatan itu [2], ada juga yang mengatakan bahwa Angin diatas jembatan itu tergolong kencang dan dapat membahayakan pengendara motor, dan memang sejak awal dirancang khusus untuk pengendara Mobil [2]. Nah, karena udah bersinggungan dengan Angin, naluri Meteorologist ku pun mulai bangun.
"Apa benar sebegitu kencang?"
"Emangnya wind-shear nya sebegitu mencolok?"
"Potensinya seberapa kencang sih? Emang bahaya banget yah? Apa pemerintah yang lebay?"Nah, kebetulan hari ini gue dan teman-teman gue reuni kecil-kecilan di Kota Kasablanca (Kokas). Ada Judith yang jadi Jurnalis Kompas, Mike yang jadi Java Developer, Oji yang jadi Business Analyst, Gue yang jadi Customer Analyst, ada Fandy dan Kartika sebagai Fresh Graduate (currently looking for Jobs), dan Ferdy yang masih semangat lanjut S2 (currently applied scholarship to German). Okeh, aku ga akan nge-bahas reunian kami. Nah jadi waktu pulang dan naik gojek, gue sempat liat ini jembatan, sampailah ku tanya ke Kang Gojek
"Pak, belakangan ini motor gaboleh lewat Jembatan ini yah?" Tanya gue yang kudet
"Oh, bukan mas, ini mah sejak awal memang ga dibolehin juga motor lewat mah. Paling yang lewat itu kalo bukan desakan penumpang, yah orang yang buru-buru. Kalau saya diminta juga ga mau lewat situ" Jawab si bapak
"Loh, kenapa pak?" Tanya gue lagi.
"Serem den, jembatannya memang tinggi banget, apalagi anginnya kencang. Jembatan itu memang ga cocok buat pengendara motor. Udah ada 3 atau 4 kecelakaan loh den kalo gasalah, beberapa sampe memakan korban Jiwa" Imbuh si bapak
"Wah seriusan pak? Hmmmmm, baiklah"Kemudian Hening.
Nah, lagi-lagi aku mulai berfikir. Untuk wilayah perkotaan, harusnya wind-shear tidak terlalu besar, Belum lagi gaya gesek permukaan yang tinggi, angin di perkotaan itu lemah, mangkanya jarang dikaji untuk Energi Angin. Aku pun mulai mencari benang merah, berbekal pengetahuanku, aku lihat wilayah sekitar Jalan Kasablanca dan Dr. Satrio ini. Diawal memang ga aneh rasanya, tapi aku baru sadar, di daerah Jalan Dr Satrio sebelum dan sesudah terowongan Casablanca, banyak gedung-gedung tinggi yang cukup rapat. Hipotesisku, adanya gedung-gedung ini bisa meningkatkan kecepatan angin.
Sepengalamanku, dan coba deh kalian perhatiin dan rasakan, pernah ga waktu kalian main-main ke Apartemen atau gedung yang ada ruangan terbuka, namun diapit 2 gedung. Kalian pasti ngerasain kalo angin di sekitar ruang terbuka itu cukup kencang. Ini persis waktu aku ngerasain jalan di sekitar apartemen bunda w "Casablanca East Resident" di Jakarta Timur, itu anginnya cukup kencang dan feeling-ku, kecepatan rata-ratanya diatas 4 lah dan cukup konstan (Need more research tho). Bahkan dari sini w sempat berfikir gimana kalo di tiap Apartemen begini, dipasangi turbin angin, kayaknya energi yang dihasilkan cukup banyak deh (#Random).
Ilustrasi ruang terbuka diapit 2 gedung |
Bermodal Google, akupun mencari materi terkait "Wind between two Buildings Faster" atau kalo dibahasa Indonesiakan "Angin diantara 2 gedung lebih cepat". Percayalah, untuk materi Meteorologi, akan lebih kredibel dan banyak hasil pencahariannya kalo pake Bahasa Inggris, jadi harus terbiasa juga. Nah, aku nemu materi menarik nih.
Dari [3], massa udara saat melewati 2 bangunan menjadi dikompres/ditekan secara paksa sehingga kecepatan angin-nya bertambah menjadi beberapa kali lipat dibandingkan kecepatan angin yang sebenarnya. Belum lagi karena perbedaan kecepatan ini, kemungkinan turbulensi terjadi setelah angin melewati gedung pun lebih tinggi, yang tentunya bisa membuat golakan di sekitar daerah dan pastinya dapat membahayakan keseimbangan pengendara motor.
Ilustrasi Angin diantara 2 Gedung [3] |
Skala Beaufort (m/s) [4] |
Nah, ada beberapa hal yang perlu kalian pertimbangkan. Anggap kecepatan angin sebenarnya tuh 5 m/s (yang harusnya sepoy-sepoy), setelah melewati gedung-gedung itu, kecepatannya jadi 10 m/s (jauh lebih kencang). Sekarang kita tambah dikit deh jadi 6 m/s, maka kecepatan angin yang kalian peroleh itu bisa jadi 12 m/s loh (kalau dalam skala Beaufort [4], itu masuk kategori angin kencang guys]. Lantas, gimana kalo ada Badai yang bawa angin 10 m/s. Itu sama aja kalian bakal dihempas angin 20 m/s dari samping (yang udah masuk kategori Gale atau angin yang sangat kencang dan secara tiba-tiba). Turbulen-nya pasti luar biasa kuat karena kalian juga mengendarai motor dari arah yang berbeda (kurang lebih 90 derajat) dari arah datangnya angin. Belum lagi dengan kecepatan yang berbeda pula, semakin kencang kalian berkendara, semakin tinggi turbulensi/golakan akan terjadi. Nah, Turbulensi ini akan membuat kalian sangat sulit menyeimbangkan motor loh! Itu matematika sederhananya.
Ilustrasi Skala Beaufort dengan Gambar [5] |
Sumber:
Gimana dengan wind rate di jalan layang pasopati bang rafi? Saya pernah berkendara disana sehabis melewati monumen pasopati itu menuju djuanda kok angin nya kenceng banget. Padahal gaada gedung2 tinggi disebelahnya.
ReplyDeleteItu setiap saat bar? Kalo ngga, mungkin karena memang ada angin kencang aja. Apalagi kalo di pasopati sendiri kan malah banyaknya pemukiman doang kan yah, jadinya gaya geseknya termasuk kecil, dan kecepatan angin yang diterimanya hampir sama aja dengan kecepatan angin yang sebenarnya. Disarankan kalo untuk pengguna jembatan pasopati, kalo terjadi hujan badai jangan dibabat ngelewati jembatan itu, soalnya kalau dari yang gue amati, Hujan badai di Bandung itu anginnya biasanya dari wind-burst Cumulonimbus, anginnya sebenarnya vertikal dari atas, tapi ketika bertemu daratan terpaksa bergerak secara Horizontal, which is, akan berbahaya bagi pengendara motor karena turbulensi. Semoga membantu
Deletewah temen ane tinggal di apart situ tuh
ReplyDeleteiya sih,tapi masih banyak juga yang bandel ya motor masuk situ..
ReplyDeleteNah itu, mungkin pengendara motor butuh penjelasan yang lebih detail kayak ini kali ya. Hope it helps
DeleteSuka sama analisanya, bener2 dikupas tuntas.
ReplyDeleteGood job :D
Yups, tapi ini analisis sederhana banget dan berdasarkan observasi doang
DeleteWah detail analisanya, thanks gan...
ReplyDeleteSama-sama, thank you!
Deleteanalisa nya bener-bener ok gan
ReplyDeleteThank you gan! Hanya iseng mengaplikasikan ilmu Meteorologi yang udah gue pelajari waktu kuliah kok hoho
Delete